Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Dosen
pengampu : Sulistining Trimulyani
Kelompok
7 :
1.
ASTICO BARKAH (11118168)
2.
JERRI GRAHA PUTRA (13118485)
3.
NATASYA APRILLIA (15118218)
4.
REIHAN (15118974)
1KA06
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM
INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada
ahli warisnya. Harapan harusberdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan
pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar
harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu
berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan. Harapan
berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan
demikian, harapan menyangkut masa depan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian manusia ?
2. Apa
pengertian dari harapan ?
3. Apa
hubungan manusia dan harapan ?
4. Apa
penyebab manusia memiliki harapan ?
5. Apa
pengertian dari kepercayaan ?
6. Apa
pengertian dari kebenaran ?
7. Bagaimana
cara meningkatan kepercayaan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 APA PENGERTIAN
MANUSIA ?
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt.
yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Karena manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan
perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik
(positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja
pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan
makhluk sosil. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial.
2.2 APA PENGERTIAN HARAPAN ?
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup.
Orang yang akan meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli
sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang
mempunyai harapan yang bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak,
atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan” Berhasil atau
tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,
misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak
ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai.
Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapan harus berdasarkan
kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha
dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha
dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti
sesuatu yang diinginkan dapat terjadi, Dengan demikian harapan
menyangkut masa depan. Dari kedua contoh itu
terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir
ialah terjadinya buah keinginan. karena itu
mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa
mengenal waktu dan Hadir bekerja tanpa mengenallelah. Semuanya itu
dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang diharapkan. Jadi untuk
mewujudkan harapan itu harus disertai dengan
usaha yang sesuai dengan apa yang
diharapkan BHa dibandingkan dengan cita-cita,
maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk:
sedangkan eita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.
2.3 APA HUBUNGAN
MANUSIA DAN HARAPAN
Harapan dalam kehidupan manusia
merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu
terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia
harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu
terjadi atau terwujud. Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan
harapan pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang
akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara
rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan
yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
Harapan itu ada karena manusia hidup.
Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki
harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas.
Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka harapannya juga akan
sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan
dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk
mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal sebagai berikut:
1. Harapan apa yang baik
2. Bagaimana cara mencapai harapan
itu
3. Bagaimana bila harapan tidak
tercapai
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan
tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan
manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia
dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap
bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai manusia harus
sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan terwujud.
2.4 APA SEBAB
MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut kodratnya
manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau
anggotamasyarakatlainnya. Tidak ada satu
manusiapun yang luput dari pergaulan
hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik/jasmani maupun mental! spiritualnya. Ada dua
hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain.
yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah keadaan atau
pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Misalnya menangis,
bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan
dan scbagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau
harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira dan sebagainya.
Seperti halnya orang yang menonton
Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar
penonton tertawa terbahak-bahak.
Apabila penonton tidak
tertawa, harapan kedua belah pihak gagal,
justru sedihlah mereka. Kodrat juga
terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan,
karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang
biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat
binatang.
Walau bagaimanapun
juga besar sekali perbedaannya.
Perbedaan antara kedua mahluk itu,
ialah bahwa manusia memiliki budi dan
kehendak, Budi ialah akal, kemampuan untuk
memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila
orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang
dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat
mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk,
mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan
kehendaknya manusia dapat memilih.Dalam diri
manusia masing-masing sudah terjelma sifat,
kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
berrnasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan
kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Dorongan
kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia
mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besarnya dapat
dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani. Kebutuhan jasmaniah misalnya : makan,
minum. pakaian, rumah (sandang, pangan. dan
papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi
semua kebutuhan itu manusia bekerja sama
dengan manusia lain. Hal ini disebabkan. kemampuan
manusia sangat terbatas, baik kemampuan
fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.Dengan adanya
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai
harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut Abraham Maslow
sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a) Kelangsungan hidup (
Survival )
b) Keamanan ( Safety )
c) Hak dan Kewajiban Mencintai
dan Dicintai ( Beloving and Love )
d) Diakui Lingkungan ( Status )
e) Perwujudan Cita-cita ( Self
Actualization)
Kelangsungan Hidup
( Survival )
Untuk melangsungkan hidupnya
manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat
tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat
sejak bayi lahir.Setiap bayi begitu lahir
di bumi menangis; ia telah
mengharapkan diberi makan minum. Kebutuhan akan
makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan
perkembangan hidup manusia.Sandang, semula hanya berupa
perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya
dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan
hidupnya, sandang tidak hanya sebagai
perlindungan kemanan, tetapi lebih cenderung
kepada kebutuhan lain.
Papan yang dimaksud
adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah
kebutuha primer manusia, karena rumah itu sebagai
tempat berlindung, dari panas, gelap, dan
sebagainya.Untuk mencukupi kebutuhan pangan,
sandang, dan apan itu, maka manusia sejak kecil
telah mulai belajar.
Dengan pengetahuan
yang tinggi harapan memperolleh pangan,
sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap
manusia perlu kerja keras dengan harapan apa yang
diinginkan : pangan, sandang dan papan yang
layak terpenuhi.
Keamanan ( Safety )
Setiap orang membutuhkan keamanan.
Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu
lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan.
Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam
setelah dipeluk oleh ibunya.
Setelah bertambah besar ia
ingin dilindungi. Rasa aman tidak
harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak,
secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini
agama sering merupakan cara memperoleh
kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara
fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan
memberikan perlindungan berarti sudah memberikan
keamanan yang diharapkan.
Hak dan
Kewajiban Mencintai dan Dicintai ( Beloving and Love )
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban.
Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan
kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau
ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja, semua diatur!” ltu suatu
pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa,
maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk
dicintai dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak
mengkhayal. Ia telah sadar akankeberadaannya.Pada usia itu, biasanya
terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja
mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan
alamnya.
Diakui
Lingkungan ( Status )
Setiap manusia membutuhkanstatus. Siapa,
untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang
berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”, Dari bagian lirik
itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi
ini tentu akan bertanya tentang statusnya.
Status keberadaannya. Status dalam
keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting,
karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat
pada status orang.itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu
tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun
masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat
jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya
manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang
menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga
diri, dan sebagainya
Perwujudan
Cita-cita ( Self Actualization )
Selanjutnya manusia berharap diakui
keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau
profesinya.
Pada saat itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
2.5 KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya.
Artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang
sering kita dengar ia tidak percaya pada diri sendiri saya tidak percaya ia
berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya. Bagaimana juga kita
harus percaya kepada pemerintah kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai
itu, karena nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran Al-Quran.
Dengan contoh berbagai kalimat yang
sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita,
bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.Ada jenis pengetahuan
yang dimiliki seseorang. bukan karena merupakan hasil
penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan
yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat
dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya. melainkan orang yang
memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari
orang lain atas kewibawaann yaitu disebut kepercayaan. Makin besar
kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran
yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan – langsung atau
tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang
melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling
besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak bcr
agama menurut keyakinan.Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
2.6 KEBENARAN
Kebenaran atau benar amat penting bagi
manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi
hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam
tingkah laku,ucapan,perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak
mcnyimpang dan kebenaran.Manusia sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak ,
berucap maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti
peribahasa yang mengatakan, “sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak
percaya”, karena itu, wajadah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan,
ketidakpastian, dan kedukaan.
Dalam agama Budha ada
ajaran yang dinamakan “jalan utama delapan ruang”. Yang
isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar,
perbuatan yang benar, mata percaharian yang
benar, permatian yang benar, dan konsentrasi
yang benar.
Tujuan ajaran itu agar
pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan,dan
ketidakpastian.Ajaran kebenaran itu juga kita temui
dalam agama-agama lain.Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar
merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah
sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan,
mernperjuangkan kebenaran. Dr.Yuyun Suriasumantri dalam
bukunya “filsafat IImu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :
Teori koherensi atau konsistensiYaitu
suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau
konsisten dengan pemyataan-pemyataan sebelumnya
yang dianggap benar.
Contoh : setiap
manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mati
Teori korespondensi, Suatu
teori yang menjalankan bahwa suatu pemyataan
benar bila materi pengetahuan yang dikandung
pemyataan itu berkorenponden(berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pernyataan tersebut.
Contoh : Jakarta itu
ibukota republik Indonesia
Teori pragrnatis Kebenaran suatu
pemyataan diukur dengan kriteria apakah pemyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
2.7 BERBAGAI
KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah
kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat
dibedakan atas :
·
Kepercayaan pada diri
sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu
ditanarnkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada
hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Percaya pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan
yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
·
Kepercayaan
kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat
berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan
kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang
sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi
orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji
kepada orang lain.
·
Kepercayaan kepada
pemerintah
Berdasarkan pandanganteokratis menurut
etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir.Poedjawiyatna, negara itu
berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau
setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah
ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu
raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh
Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan demokratis mengatakanbahwa
kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah
negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara).
Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti
hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang
ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara
totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan
tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau
pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena
Tuhan adalah sumber kebenaran. Karcna itu wajarlah kalau manusia sebagai warga
negara percaya kepada negara/pemerintah.
·
Kepercayaan kepada
Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa
itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tctapi
diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan
kebenaran. Kepercayaanitu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dcngan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong
umatnya, apabila umat itu tidak mcmpunyai kepercayaan kcpada Tuhannya, sebab
tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu
jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia
harus percaya kcpada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.
Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan
alam semesta seisinya merupakan konsekoensinya tiap-tiap umat beragama dalam
melakukan pemujaan kcpada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk
meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu
bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan
lingkungan. Usaha itu antara lain :
a) meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b) meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c) meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong,
dermawan, dan sebagainya.
d) mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e) menekan perasaan
negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Harapan
merupakan suatu kondisi dimana seseorang akan melakukan apapun untuk mencapai
tujuan semaksimal mungkin. Setiap individu memiliki harapannya masing masing
terhadap kelangsungan hidup mereka. Usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu
harapan sangatlah beragam. Misalnya bekerja keras, memohon dan berdoa kepada
sang Maha Kuasa. ada berbagai macam harapan yang ada, namun tidak semua harapan
dapat tercapai dengan mudah. Butuh kerja keras untuk mencapai harapan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment